ASAL KARAKTER
Ada dua teori mengenai asal-mula karakter ini. Teori yang pertama mengatakan bahwa karakter itu seperti gen kita, sudah dibawa sejak lahir, seperti warna rambut dan golongan darah. Artinya, kalau saat ini kita mempunyai sifat judes itu karena kita sudah mempunyai sejak dilahirkan. Sedangkan teori lainnya mengatakan bahwa karakter manusia itu terbentuk melalui proses seumur hidup melalui interaksi dengan orang lain dan lingkungan.
Saya tidak memilih salah satu dari kedua teori di atas, karena keduanya sama-sama benar. Bagi saya, darimana asal karakter tidak penting jika dibandingkan dengan apa yang seharusnya kita lakukan dengan diri kita ini. Bagaimana kita bisa mengenal diri kita, mengenal orang lain, dan membina hubungan dengan mereka. Mengetahui kekuatan diri kita dan juga kelemahan karakter kita.
Dari pengalaman hidup saya, kepribadian manusia bertumbuh karena didikan keluarga dan pengaruh teman. Bagian terbesar yang mempengaruhi perkembangan kepribadian terletak pada siapa dia menghabiskan sebagian besar waktunya dan kepada siapa dia menaruh kepercayaan. Orang yang dipercaya mempunyai kesempatan terbesar untuk membentuk dan mempengaruhi perekembangan karakter seseorang. Namanya saja mempercayai orang lain, maka di situ kita akan membuka diri kita kepadanya dan secara tidak langsung mengidolakannya. Orang kepercayaan ini bisa keluarga, teman sepermainan, ataupun orang yang kita kagumi. Menjadi orang yang bisa dipercaya memang menyenangkan, namun juga memunculkan tanggungjawab.
Karakter pria terbentuk sempurna ketika menginjak usia tiga puluhan. Artinya, di usia tersebut sangat sulit untuk merubah kepribadiannya. Karena dia telah merasa banyak makan asam-garam sehingga mengerti segala sesuatunya. Bagaimana dengan karakter wanita ? Kapan dia terbentuk sempurna ? Saya akan menjawab jujur bahwa saya tidak tahu....he...he...he....karena saya seorang laki-laki. Jadi silahkan liat website lain yang ditulis oleh cewek. Loh.... pak... pak.... masa sih karakter cowok tidak bisa berubah setelah dia menginjak usia tigapuluhan ? Kita akan bahas nanti, jadi saabaaaar yaaaa.
MACAM KARAKTER
Ada banyak teori mengenai macam – macam karakter. Yang paling terkenal adalah teori Galen yang membagi kepribadian manusia menjadi empat, yaitu Sanguin, Kolerik, Melankolis, dan Phlegmatis.
Kepribadian Sanguinis mempunyai energi yang besar, suka bersenang-senang, dan supel. Mereka suka mencari perhatian, sorotan, kasih sayang, dukungan, dan penerimaan orang-orang di sekelilingnya. Orang bertipe sanguin suka memulai percakapan dan menjadi sahabat bagi semua orang. Orang tipe ini biasanya optimis dan selalu menyenangkan. Namun, ia tidak teratur, emosional, dan sangat sensitif terhadap apa yang dikatakan orang terhadap dirinya. Dalam pergaulan, orang sanguin sering dikenal sebagai “si tukang bicara”.
Kepribadian Kolerikberorientasi pada sasaran. Aktivitasnya dicurahkan untuk berprestasi, memimpin, dan mengorganisasikan. Orang bertipe koleris menuntut loyalitas dan penghargaan dari sesama, berusaha mengendalikan dan mengharapkan pengakuan atas prestasinya, serta suka ditantang dan mau menerima tugas-tugas sulit. Tapi mereka juga suka merasa benar sendiri, suka kecanduan jika melakukan sesuatu, keras kepala, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain. Orang koleris seperti ini sering diidentifikasi sebagai “si pelaksana”.
Kepribadian Melankolis cenderung diam dan pemikir. Ia berusaha mengejar kesempurnaan dari apa yang menurutnya penting. Orang dalam tipe ini butuh ruang dan ketenangan supaya mereka bisa berpikir dan melakukan sesuatu. Orang bertipe melankolis berorientasi pada tugas, sangat berhati-hati, perfeksionis, dan suka keteraturan. Karenanya, orang melanklolis sering kecewa dan depresi jika apa yang diharapkannya tidak sempurna. Orang melankolis sering diidentifikasi sebagai “si perfeksionis” atau “si pemikir”.
Kepribadian Phlegmatis seimbang, stabil, merasa diri sudah cukup, dan tidak merasa perlu merubah dunia. Ia juga tak suka mempersoalkan hal-hal sepele, tidak suka risiko atau tantangan, dan butuh waktu untuk menghadapi perubahan. Orang bertipe ini kurang disiplin dan motivasi sehingga suka menunda-nunda sesuatu. Kadang, ia dipandang orang lain sebagai lamban. Bukannya karena ia kurang cerdas, tapi justru karena ia lebih cerdas dari yang lain. Orang phlegmatis tak suka keramaian ataupun banyak bicara. Namun, ia banyak akal dan bisa mengucapkan kata yang tepat di saat yang tepat, sehingga cocok menjadi negosiator. Orang phlegmatis kadang diidentifikasi sebagai “si pengamat” atau “si manis”.
PERKEMBANGAN KARAKTER
Nah, sekarang pertanyaanya adalah, kepribadian mana yang paling baik, karakter mana yang paling jelek ? Di sini kita mesti menambahkan kata-kata dewasa dalam kamus kita. Meskipun orang dilahirkan dengan segala kemampuan dan keunggulan karakter, tetapi jika sifat dan perilakunya seperti anak umur lima tahun, bisakah ini dinamakan baik ? Demikian sebaliknya, orang tanpa keunggulan karakter tetapi mampu berperilaku dengan bijaksana, bisakah dikatakan jelek ? Saya suka sekali dengan iklan salah satu media massa. Tulisannya begini, “Menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa ? Belum Tentu!”
No comments:
Post a Comment